Makna Natal dari Para Pastor Paroki
Ketika dekorasi warna merah, hijau, dan putih bertebaran di banyak tempat publik serta mulai banyak diputarkan lagu Natal, kita pelan-pelan telah mengalami momen sukacita Natal. Aksentuasi Natal dipercantik dengan aneka dekorasi pohon pinus, kotak kado, bahkan sampai patung Santa Claus. Semua ini memancarkan kesan Natal sebagai momen sukacita bagi siapa pun. Momen Natal pun juga memiliki kesan khas bagi kedua pastor paroki kita, Romo Yus dan Romo Sil.
Bagi Rm. Aloysius Yus Noron, Pr (akrab disapa Rm. Yus), makna Natal secara personal selalu berkaitan dengan sukacita. Menurut Romo kepala paroki kita yang punya hobi bersepeda, bermain badminton, dan pimpong ini, Natal selalu diwarnai oleh momen sukacita yang hadir dalam setiap individu yang merayakannya. Dalam suasana dekorasi Natal, lagu-lagu natal, dan kegembiraan semua pihak yang merayakan, selalu terasa aura sukacita. Rm. Yus merasakan sukacita tersebut jika setiap individu yang merayakan Natal bersukacita. Momen sukacita yang mengisi hati banyak orang pun bermakna
Rm. Silvester Hari Pamungkas, Pr (akrab disapa Rm. Sil) melihat Natal sebagai momen yang memiliki makna rohani yang cukup mendalam. Bagi pastor rekan paroki kita, beliau melihat Natal sebagai sebuah perjumpaan personal antara Allah dan manusia, serta pemenuhan janji Allah kepada manusia. Natal adalah kesempatan untuk berbagi hidup sebagaimana Allah membagikan hidupnya kepada kita.
Tidak hanya itu, Romo yang memiliki hobi mendengarkan musik, membaca, dan jalan-jalan ini juga menganggap Natal sebagai kesempatan untuk memulihkan hubungan di tengah keluarga dan sesama. Ketika Natal selalu jatuh di momen liburan akhir semester gasal, anak-anak jadi punya waktu yang banyak untuk menikmati momen bersama kedua orang tuanya. Kegiatan seperti libur bersama dan seru-seruan bersama bisa menjadi kesempatan untuk memulihkan hubungan dengan keluarga inti.
Kedua pastor paroki kita sama-sama memandang Natal sebagai momen membawa sukacita dan memulihkan relasi dengan sesama. Sebagai gembala umat paroki, mereka berharap agar sukacita dan pemulihan relasi sungguh nyata mengisi hati umat. Kedua hal ini diharapkan mewarnai hidup beriman dan menggereja. Hati yang damai dan sukacita akan membuahkan dinamika pelayanan yang lebih berbuah baik dan berdampak untuk semua pihak di paroki. Salah satu hal yang bisa diupayakan ialah bisa dimulai dengan mengupayakan komunikasi yang baik dan efektif antar pihak yang terlibat dalam pelayanan paroki. Mari kita upayakan sukacita dalam hidup menggereja dengan upaya kita masing-masing.
Levina Tabita
Redaktur Komsos
Bima Laiyanan
Calon Imam Projo Keuskupan Agung Jakarta