Ritus pembasuhan kaki adalah tradisi khas di Misa Kamis Putih. Bukan sekadar suatu tata gerak liturgis ataupun adegan mengharukan dalam misa, ritus ini memiliki asal-usul dan makna rohani yang istimewa bagi Gereja Katolik.

Pembasuhan kaki oleh RD Silvester Hari P pada misa Kamis Putih (foto by Ivan)

Asal-usul Kebiasaan Membasuh Kaki

Sejak zaman sebelum Masehi, masyarakat Timur Tengah memiliki kebiasaan untuk membasuh kaki tamu yang mau masuk suatu rumah. Tuan rumah biasanya meminta pembantu atau orang yang posisinya lebih “rendah” untuk membasuh kaki tamu karena debu jalanan mudah mengotori kaki orang-orang yang saat itu yang sering pakai sandal. Kebiasaan ini dilakukan untuk menjunjung tinggi kebersihan, menghormati tamu, dan keramahan.

Model sendal kuno di Timur Tengah

https://bible-history.com/sketches/ancient-sandals 

 

Pembasuhan oleh Yesus dan Makna Rohaninya

Dalam Yoh. 13:1-17, Yesus pun melakukan pembasuhan yang sebenarnya adalah kerjaan pembantu. Ia rela melakukan hal tersebut untuk menyampaikan kata-kata terakhir-Nya (sebelum penderitaan di Jalan Salib) tentang kerendahan hati. “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu, sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh. 13:14–15). Yesus tidak melihat bahwa tugas rendah hanya dilakukan bawahan semata, melainkan pemimpin–bahkan Dia sendiri–juga tidak salah kerjaan tersebut sebagai tanda kerendahan hati.

 

Ritus Pembasuhan Kaki di Gereja Katolik

Teladan Yesus ini dilaksanakan dan senantiasa dipelihara setiap perayaan Misa Kamis Putih. Sejak pertengahan abad XII, ada kebiasaan bahwa Paus akan membasuh kaki dua belas calon diakon setelah Misa Kamis Putih. Setelah makan malam seusai misa itu, Paus juga pembasuhan kaki tiga belas laki-laki miskin. Dalam perkembangannya, para imam melakukan pembasuhan ini hanya untuk laki-laki saja.

 

Paus Fransiskus membawa kebaruan dalam tradisi pembasuhan ini. Pada tahun 2016, paus merevisi panduan Misa Romawi bahwa wanita dan gadis diperkenankan terlibat sebagai yang dibasuh kakinya oleh imam. Revisi ini tentu mengungkapkan pesan inklusivitas Gereja bagi banyak pihak (terlepas apa jenis kelamin dan latar belakangnya).

 

Tidak hanya soal revisi itu, Paus juga beberapa kali melakukan pembasuhan kaki terhadap orang-orang dengan latar belakang yang khas. Di Kamis Putih 2014, Paus membasuh kaki para lansia dan disabilitas. Di Kamis Putih 2016, ia membasuh kaki sebelas orang imigran yang terdiri dari 4 orang Katolik, 3 orang Protestan, 3 orang muslim, dan 1 orang Hindu.

 

Paus Fransiskus membasuh kaki 8 pria dan 4 perempuan dari aneka agama dan negara

https://www.americamagazine.org/content/dispatches/pope-francis-washes-feet-refugees-different-religions-and-countries  

 

Melalui pembaruan ini, pesan utama paus ialah mereka adalah saudara kita sebagai sesama anak-anak Allah. Paus mewujudkan amanat kerendahan hati dari Yesus di momen pembasuhan kaki dengan memilih pribadi-pribadi yang selama ini kerap terabaikan dalam masyarakat kita.

 

Referensi

Izadi, Elahe. “Pope Francis washes the feet of Muslim migrants, says we are ‘children of the same God’.” Washington Post. 25 Maret 2016. https://www.washingtonpost.com/news/worldviews/wp/2016/03/25/children-of-the-same-god-pope-francis-washes-the-feet-of-muslim-migrants/.

Kosloski, Philip. “A brief history and symbolism of feet washing on Holy Thursday.” Aleteia. 14 April 2022. https://aleteia.org/2022/04/14/a-brief-history-and-symbolism-of-feet-washing-on-holy-thursday/.

Sarah, Kardinal Robertus. “Decretum In Missa in Cena Domini.” Vatican.va. 6 Januari 2016. https://www.vatican.va/roman_curia/congregations/ccdds/documents/rc_con_ccdds_doc_20160106_decreto-lavanda-piedi_la.html.

Thurston, Herbert. “Washing of Feet and Hands.” Diakses pada 25 Maret 2024. Catholic Answer. https://www.catholic.com/encyclopedia/washing-of-feet-and-hands.

 

Bima Laiyanan

Calon Imam Projo Keuskupan Agung Jakarta



Sekilas Tentang Penulis