Yesus telah bangkit. Apa artinya bagimu? Apakah hanya sekedar seremonial liturgi tahunan belaka atau menjadi sebuah harapan? Sukacita Paskah seperti apa yang ada dalam hati kita semua?

Pagi yang cerah dan penuh harapan menyambut keluarga-keluarga yang membawa anak-anaknya memasuki gedung Gereja Santo Matias Rasul pada hari Minggu Paskah (31-3-2024) yang indah ini. Di dalam Gereja sudah tampak ramai dan sedikit berisik karena banyaknya anak-anak di bawah usia 10 tahun. Maklum, mereka masih belum bisa tenang dan bahkan ada yang membawa mainan kecil dari rumah. Karena keluarga yang hadir banyak sehingga tidak bisa menampung di dalam gedung gereja, maka tenda pun hampir dipenuhi oleh keluarga yang membawa anak-anak kecil. Suasana yang sukacita ini untuk merayakan Kebangkitan Kristus dalam misa pukul 8.30 WIB.

Ketika perarakan masuk gereja, tampaklah barisan yang panjang dimulai dengan para misdinar, prodiakon, Frater Bima dan Romo Emanuel Gunadi yang sekaligus yang memimpin Misa Paskah pagi ini. Kami merasakan suasana yang agung seperti iringan yang membawa Yesus masuk ke dalam gereja. Selama perayaan Ekaristi, gereja tidak se-tenang seperti biasanya karena banyak anak kecil yang kadang berbicara atau bermain dengan mainannya. Belum lagi ada yang menangis atau merengek ke orang tuanya. Hal ini dibiarkan karena memang misa pagi ini adalah misa keluarga atau misa anak-anak. Seperti Yesus pernah bersabda, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga” (Markus 10:14).

Dalam khotbahnya, Rm. Gunadi menyampaikan bahwa kita itu menyambut Paskah harus dengan hati yang gembira seperti yang Romo lihat saat Misa Vigili semalam bahwa ada seorang anak kecil yang betapa gembira tangannya mengikuti konduktor dirigen sambil bernyanyi madah kemuliaan. Pemandangan gerakan anak itu mengungkapkan kegembiraan atau sukacita. Dalam perayaan pagi ini, saat menyanyikan madah kemuliaan, romo melihat apakah ada anak yang gembira, ternyata romo melihat ada satu anak yang menggoyang-goyangkan kakinya seperti bernyanyi mengikuti irama kemuliaan. Seharusnya seperti ini kita mengalami Paskah, yaitu dengan hati yang penuh kegembiraan dan sukacita. Romo Gunadi pun sempat mengajak anak-anak yang dibawah usia 10 tahun untuk berdiri, mengikuti apa yang disuruh Romo yaitu saat Romo mengatakan Yesus bangkit, anak-anak menjawab Alleluya, Alleluya sambil menaikkan tangannya ke atas secara bergantian. Betapa sukacitanya anak-anak. Ungkapan kegembiraan Alleluya itu kita harus sering rasakan di hati dan ucapkan, memuji Tuhan karena Yesus bangkit.

Romo Gunadi Emmanuel

Rm. Gunadi bercerita bahwa ada umat yang bertanya, “Apakah orang yang merayakan Vigili itu sudah Paskah?” Rm. Gunadi menjelaskan bahwa Vigili (malam Paskah) itu sebuah penantian, seperti seorang ibu yang akan melahirkan. Atau, kalau pada zaman dahulu suaminya tidak boleh ikut masuk dalam ruang bersalin, sehingga si suami merasa deg-degan, berdoa kepada Tuhan, cemas menunggu kelahiran anaknya. Kalau zaman sekarang berbeda, si suami diperbolehkan masuk dan memegang tangan istrinya untuk memberi semangat dan menguatkan saat melahirkan sang buah hati mereka. Momen itu menampakkan adanya kebersamaan, kerinduan, kesatuan keluarga, maka kita boleh bergembira. Saat merayakan Minggu Paskah–hari Kebangkitan Kristus, kita diajak merenungkan bahwa kasih dan pengampunan yang diberikan Kristus adalah sumber harapan bagi kita semua. Terlepas dari kegelapan atau kesulitan yang mungkin kita hadapi, Kristus telah membawa terang kehidupan yang baru bagi setiap orang yang percaya.

Suasana misa juga semakin hidup dengan kehadiran anak-anak yang ceria. Mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini dan menyemarakkan suasana dengan nyanyian-nyanyian pujian. Ekspresi bersemangat dalam iman mereka tampaknya membangkitkan semangat dan harapan bagi seluruh umat.

Setelah selesai misa, umat dihibur anak-anak muda lewat penampilan tarian modern Matias Dance Crew. Panitia Paskah juga mengundang anak-anak kecil untuk mengikuti acara Paskahan di Gedung Maria Ratu Rosari.

Secara keseluruhan, Misa Paskah pagi di Gereja St. Matias Rasul merupakan pengalaman yang membangkitkan dan menguatkan iman bagi seluruh umat. Kehadiran anak-anak yang ceria, khotbah yang mendalam, dan kebersamaan dalam doa memperkuat keyakinan bahwa Kristus telah bangkit dan hadir di antara kita. Semoga semangat Paskah ini terus menyala dalam hati kita semua, membawa terang dan sukacita kepada dunia yang membutuhkan kasih dan pengampunan-Nya.

Selamat Paskah, Christ has risen, Alleluia…

 

Inneke Djohari
Redaksi



Sekilas Tentang Penulis