Perayaan Jumat Agung tidak afdol rasanya kalau tidak ada tablo jalan salib seperti tahun tahun sebelumnya. Karena itu, panitia paskah dari wilayah 10 juga mulai menyusun rencana tablo paskah.

Visualisasi KIsah Sengsara dalam Jalan Salib (Foto by Win)

“Semula kami merencanakan tablo di dalam gereja seperti tahun-tahun sebelunya. Tetapi ketika kami menyampaikan konsep tablo kepada Romo Yus Noron, Romo menyarankan agar tablonya dibuat berbeda, di outdoor, supaya penghayatan jalan salibnya menjadi lebih terasa bagi umat, dan umat ikut terlibat.” Demikian penjelasan Christophorus Carol, ketua OMK wilayah 10, saat ditanya mengapa menggunakan konsep tablo outdoor.

“Jesus” dalam pengadilan “Pilatus” (foto by Win)

“Setelah itu kami rapat dan Menyusun konsep tablo sesuai arahan Romo. Karena ini konsepnya jalan salib, maka adegannya dimulai dari peristiwa pertama jalan salib yaitu ketika yesus diadili dan dihukum mati. Adegan di taman Getsemani hanya dibacakan oleh narrator, selanjutnya kita mengikuti 14 peristiwa jalan salib.” Lanjut Christo.

Pemain dan Crew Tablo 2024 (foto by Ivan)

“Ada lebih dari 50 orang dari berbagai wilayah yang ikut serta dalam tablo ini, tapi yang paling banyak memang dari OMK wilayah 10. Kemudian untuk pelatih, kami menggunakan pelatih dari wilayah 10 sendiri, bukan dari luar supaya kita sehati. Untuk pemeran Yesus, sejak awal Margareth sudah mengamati seseorang bernama Hendra yang cocok untuk mengambil peran tersebut. Dari sisi fisik dan karakter sepertinya pas.” Jawab Christo saat ditanya soal siapa saja yang terlibat dalam tablo kali ini.

“Untuk music, kebetulan ci Nixie, ketua ensemble Matias Simfonieta, itu anggota OMK wilayah 10. Jadilah kolaborasi antara Matias Simfonieta dengan panitia tablo. Kemudian yang bernyanyi juga teman-teman koor ci Nixie” Jawab Christo soal music dan koor dalam tablo ini.

Audisi dan Terpilih Jadi Pemeran Yesus

“Awal mula ikut tablo untuk peran Yesus ini, saya ikut audisi. Nggak tahu berapa orang yang diaudisi untuk peran Yesus.  Jujur saya grogi saat ikut audisi. Demikian juga pas Latihan, saya masih bertanya-tanya dan ragu.” Kata Hendra saat menceritakan bagaimana dia menjadi pemeran Yesus dalam tablo 2024.

Hendra yang sudah bekerja dan masih lajang ini tinggal di Greenlake dan anggota wilayah 16 di Paroki St. Matias Rasul Kosambi Baru.

“Keraguan saya bukan soal apa, yaaa, kira-kira saya pantas nggak ya memerankan Yesus. Gimana ya saya harus membawa diri supaya bisa menampilkan sosok dan karakter Yesus yang menjadi sentral dalam tablo jalan salib ini. Saya bawa tantangan ini dalam doa dan saya merasa diteguhkan untuk menjalani peran ini.” Jawab Hendra soal apa tantangan terbesar dalam peran ini.

“Jesus” (by Hendra) tersalib yang diberi minum oleh prajurit (foto by Win)

“Saya merasa Lega setelah semua ini selesai. Rasanya plong setelah semua selesai. Semoga umat terbantu menghayati jalan salib hari ini.” Demikian ujar Hendra mengakhiri.

Kayu Salib Terjemur Matahari.

Cuaca Jumat Agung waktu itu cukup cerah dan cenderung panas. Golgota sudah disiapkan di ujung parkiran depan mes karyawan. Ada backdrop besar terpampang di dekat tembok belakang parkiran. Sementara itu kayu salib tergeletak di tengah teriknya matahari.

“Jesus” disalibkan (foto by Win)

“Pemeran Yesus nanti kepanasan nggak ya saat direbahkan di kayu salib, karena salibnya lama kejemur matahari. Lumayan lho kan dia nggak pakai baju.” Ujar Ci Bebel, salah satu pemain utama biola dari Matias Simfonieta, melihat kayu salib yang terjemur sejak pagi tadi di bawah terik matahari. Ketika dipegang kayu salib itu lumayan hangat, sementara prosesi jalan salib masih lama.

Tablo outdoor ini memang menghadapi banyak tantangan. Selain cuaca yang mungkin juga cerah, tetapi bisa jadi hari itu diguyur hujan. Sehingga panitia pun harus membuat antisipasi bila cuaca hujan. Tekat para pemin dan panitia adalah bahwa mau hujan atau panas tablo tetap berlangsung sesuai rencana.

Kendala teknis juga dialami dalam beberapa hal. Audio sempat tersenda-sendat karena mik wireless terlalu jauh jangkauannya dengan sumber. Panggung berada di depan GSG, sementara audio control berada di mes karyawan. Karena pemain music banyak menggunakan michrophone dan perlu monitor, maka mau nggak mau audio control juga ditempatkan di sana. Padahal rencananya audio control berada di depan Ruang Mediatrik, berdekatan dengan meja control video. Jauhnya posisi audio control ini juga membuat bagian videographer juga tidak dapat merecord audio di laptop video. Demikian juga pengarah acara juga agak kesulitan untuk koordinasi mik pemain tablo mana yang harus dibuka dan ditutup. Monitor TV di area music dan audio control tidak bisa menampilkan gambar jalannya tablo di depan GSG karena sinyal wireless tidak sampai.

Belajar dari pengalaman ini, selanjutnya disarankan agar pemain music berada di depan ruang mediatrik, sehingga audio control dan video control bisa berada di posisi yang sama. Demikian juga sinyal wireless mik maupun video juga lebih aman.

Meskipun ada kendala teknis, secara umum dramatisasi jalan salib kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus berlangsung dengan baik. Umat ikut aktif terlibat dan mengikuti jalan salib dari depan GSG hingga depan Mes karyawan. Sengatan matahari, debu dan cuaca panas memberikan penghayatan yang lebih nyata bagi umat dalam meresapi dramatisasi jalan salib ini.

Sebelum tablo dimulai, Romo Silvester sempat berkeliling untuk memastikan semua disiapkan dengan baik. Usai tablo Romo Gun menyampaikan terimakasih atas partisipasi umat dan atas semua yang terlibat dalam daramatisasi ini. Demikian juga Romo Yus Noron menyuambangi para penyanyi dan pemain music untuk menyampaikan ucapan terimakasih kepada tim music yang ikut membantu mewarnai jalannya tablo. (Johanes Prabowo)

Sekilas Tentang Penulis