St. Matias Rasul, Pelindung Paroki Kosambi Baru
Siapa Matias Rasul?
Nama Matias berasal dari bahasa Yunani Mattatias (Ματταθίας). Nama ini kemudian disingkat menjadi Mattias (Μαθθίας). Nama Matias sendiri berarti “Pemberian Allah”. Matias lahir pada awal abad pertama Masehi di Yudea. Meskipun namanya tidak disebutkan dalam keempat Injil utama dan tidak dipilih langsung oleh Yesus menjadi rasul, ia merupakan murid yang setia mengikuti Yesus dari awal Yesus dibaptis, hingga akhirnya menjadi pengganti Yudas Iskariot melalui undian. Sebagai ikon Gereja, Matias dilukiskan membawa salib dan kapak halberd (kapak dengan ujung tombak) yang bertuliskan “Super Mathiam, dari Kis 1:26: “et dederunt sortes eis, et cecidit sors super Mathiam…” yang artinya “Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias…”
Ia dijadikan pelindung bagi orang-orang yang kecanduan alkohol dan tukang bangunan. Pestanya diperingati oleh Gereja Katolik setiap tanggal 14 Mei.
“et dederunt sortes eis, et cecidit sors super Mathiam…”
“Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias…”
Kis 1:26
Awal Terpilihnya Matias sebagai Rasul
Kisah terpilihnya Matias dapat kita lihat di Kitab Suci dalam Kisah Para Rasul 1: 15-17; 20-26. Matias terpilih sebelum kenaikan Yesus ke surga dan turunnya Roh Kudus atas para rasul. Ia dipilih untuk menggantikan posisi Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus dan mengisi kekosongan dari kedua belas rasul.
Pada waktu itu, Bunda Maria, kesebelas rasul, dan para pengikut Yesus pergi ke Yerusalem untuk menantikan turunnya Roh Kudus seperti yang dijanjikan Yesus. Saat itu, Petrus sebagai pemimpin para rasul berdiri di tengah-tengah 120 murid dan mengusulkan pemilihan seorang murid untuk menduduki jabatan rasul, menggantikan Yudas Iskariot. Hal ini dilakukan Petrus untuk menggenapi nas Kitab Suci dalam kitab Mazmur, “Biarlah perkemahannya menjadi sunyi dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain” (Kis 1:20).
Adapun syarat dari terpilihnya rasul baru ini dijelaskan dalam ayat berikutnya bahwa ia haruslah seorang yang senantiasa berkumpul bersama para rasul mulai dari baptisan Yesus di sungai Yordan hingga Yesus naik ke surga (lih. Kis 1: 21-22). Hal ini dikarenakan seorang Rasul harus dapat bersaksi tentang sabda, karya, dan kebangkitan Yesus. Oleh karena itu, para murid kemudian mengusulkan dua calon nama yang memenuhi kriteria ini, yaitu Yusuf yang disebut Barsabas atau Yustus (Yang Adil) dan Matias.
Setelah berdoa bersama dan membuang undian, pilihan pun jatuh kepada Matias. Sejak saat itu, Matias melengkapi kedua belas rasul dan mengemban tugas utama menyebarkan kabar gembira ke penjuru dunia.
Karya dan Pelayanan Matias Rasul
Karya dan pelayanan Matias Rasul sebenarnya tidak tertulis dalam Kitab Suci. Meski demikian, beberapa tradisi gerejawi menyebutkan Matias juga menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta, seperti para Rasul lainnya. Sebagai Rasul yang setia, tekun, dan bersemangat prihatin, Matias diyakini tetap bersama para rasul hingga penganiayaan di Yerusalem. Menurut tradisi gereja Yunani, Matias Rasul berkarya dan mewartakan kabar gembira di tanah Yudea, Kapadokia (Turki) dan sekitar Danau Kaspia.
Akhir Hidup
Sebagai rasul yang baik, Matias Rasul dikenal sebagai pewarta yang mengagumkan. Banyak orang yang kemudian menjadi percaya dan mengikuti Yesus berkat pesannya. Di sisi lain, ada juga musuh Kristus yang geram melihat orang banyak yang mendengarkan Matias. Mereka yang geram ini berusaha menghentikan Matias. Akhirnya, Matias pun wafat sebagai martir. Beberapa tradisi menyebutkan bahwa Matias disalib sekitar tahun 80 masehi di Colchis. Sementara, tradisi lainnya menyebutkan bahwa Matias wafat dilempari batu dan dipenggal oleh orang Yahudi. Oleh karena itu, Matias sering digambarkan memegang kapak halberd sebagai peringatan kemartirannya. Jenazah Matias Rasul kemudian dipindahkan dari Yerusalem ke Roma dan dijadikan relikui oleh Santa Helena.
Makna Simbolik Sosok Matias Rasul
Matias Rasul juga sering direfleksikan sebagai sosok sahabat. Hal ini karena kisahnya yang tidak terlalu terlihat dalam Kitab Suci, tetapi benar-benar menjadi rasul yang setia, tekun, dan bersemangat prihatin. Ia adalah contoh sahabat Tuhan yang melakukan perintah-Nya. Hal ini mengingatkan kita dengan kata-kata Yesus sendiri dalam Yoh 15:14 “Vos amici mei estis, si feceritis quae praecipio vobis dicit Dominus” yang berarti “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.”
“Vos amici mei estis, si feceritis quae praecipio vobis dicit Dominus”
“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.”
Yoh 15:14
Jika melihat patung Gereja St. Matias Rasul di Kosambi Baru, kita akan menemukan sosoknya memegang buku dengan tulisan dari Yoh 15:14 ini. Oleh karena itu, berefleksi dari sosok Matias Rasul yang menjadi sahabat bagi Yesus dan para rasul, kita perlu kembali bertanya pada diri kita, “Apa makna sahabat bagi kita?” dan “Apa yang perlu kita perjuangkan untuk dapat merawat relasi persahabatan dengan Yesus dan sesama?”