Ketika Lector-Lectris Berjumpa Anak-Anak SLB
Derasnya hujan yang turun tidak menyurutkan semangat para lector dan lektris Santo Matias Rasul unguk berkumpul di Gereja S. Matias Rasul. Dengan sigap kami saling membantu mengangkut barang sumbangan, goodie bag, hadiah games dan makanan ke dalam mobil untuk kegiatan baksos.
Diawali dengan doa oleh Tamara Geuther, ketua lector-lektris Santo Matias Rasul (SAMARA), rombongan berangkat menuju SLB Graha Murni Luhur. Kami disambut oleh suster kepala SLB Graha Murni Luhur, Suster Charitas. Dengan senyum ramah suster Charitas mengajak kami masuk ke sebuah aula, dimana di situ sudah ada 15 anak yang senang dan antusias menyambut kehadiran kami.
Mia dan Etta, sebagai pembawa acara, menyapa anak-anak yang hadir dengan sebutan adik-adik dan mengajak hadirin melantunkan lagu “Hari Ini Kurasa Bahagia.” Kami, lector dan lektris Samara sempat tertegun menyaksikan bahwa sebagian anak harus berjuang untuk bisa bernyanyi, bahkan ada yang tidak bisa ikut menyanyi karena kondisi keterbatasan dalam mendengarkan mupun berbicara. Walau demikian mereka tetap bersemangat mengikuti gerak gerik yang dipandu oleh Ivan. Semangat anak-anak ini mendorong kami semua untuk menyanyikan lagu ini dua kali. Didampingi oleh Suster Suster Charitas, Suster Antonietta, Suster Yuliana dan Suster Kristina yang bernyanyi dengan merdu, tanpa terasa sudah ada 3 lagu yang kami nyanyikan dan selanjutnya ditutup dengan sebuah lagu pengantar doa yang dipimpin oleh Siccilia.
Dalam sambutan, Suster Charitas menjelaskan kepada anak-anak, bahwa kami adalah para lector-lectris dari Gereja St. Matias Rasul. Dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami oleh ana-anak berkebutuhan khusus ini, Suster memberikan gambaran kepada mereka tentang apa sih tugas lector-lectris di Gereja pada saat misa. Dengan menggunakan bahasa isyarat dan gerakan bibir, suster pelan-pelan memberikan penjelasan. Pada saat suster memberi penjelasan, seorang anak Bernama Nico mengeja kata “Ma-ti-as Ra-su”.
Terkait dengan bagaimana sebaiknya membangun komunikasi pada anak-anak berkebutuhan khusus ini, Suster Yuliana menegaskan bahwa bahwa anak-anak ini tidak hanya dibiasakan menggunakan bahasa isyarat. Mereka juga diajari untuk memahami komunikasi dengan mengenal kata-kata dan berbicara. Tidak mudah tetapi bisa dilakukan dengan tekun dan sabar. Bagi kami para lector-lectris yang hadir, ini sebuah pengalaman rohani yang mendalam. Kami mengagumi komitmen dan dedikasi para suster untuk membantu anak-anak yang tunarungu dan tunawicara ini untuk bisa hidup layak dan berkomunikasi dengan baik.
Sebelum masuk ke acara games, rombongan lector-lectris Samara menyerahkan tali kasih berupa uang dan sumbangan untuk panti. Sumbangan diserahkan secara simbolis oleh Tamara Geuther, sebagai ketua, kepada Suster Charitas, mewakili SLB Graha Murni. Tibalah pada acara games. Anak -anak dibagi dalam 3 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 orang didampingi 1 suster dan 2 lector/lectris. Masing-masing kelompok diberi sebuah gambar. Mereka harus mengingat detail gambar tersebut, baik itu bentuk, jumlah dan warna. Selanjutnya masing-masing anak diberi waktu 10 detik untuk menggambar obyek yang tadi mereka lihat. Suasana menjadi riuh dan menyenangkan. Kami semua gembira, tertawa dan bertepuk tangan melihat hasil gambar anak-anak ini.
Tiba waktunya makan siang, seorang anak bernama Nico diminta memimpin doa makan. Dengan semangat tanpa ragu sedikitpun Nico langsung maju dan membuat tanda salib mengawali doa. Suasana makan begitu menyenangkan, karena anak-anak begitu senang dan sangat menikmati makan siang yang disediakan. Rupanya games yang dilakukan tadi membuat rasa lapar kami makin bertambah, sehingga banyak yang makan dengan lahap dan ada yang minta nambah makanan.
Sembari makan, sebagian dari kami mencoba berbincang dengan anak-anak tentang apa saja hobi mereka, apa cita-cita mereka setelah besar nanti atau buku apa yang mereka baca. Ada yang menjawab suka membaca buku atau suka mendnegarkan music ada yang tidak tahu. Soal cita-cita mereka menjawab belum tahu.
2 jam telah berlalu dan sudah waktunya mengakhiri kunjungan. Usai berfoto bersama , bingkisan berupa goodie bag dibagikan kepada semua anak panti. Usai doa penutup, salam dan peluk haru menandai perpisahan kami dengan para suster dan anak-anak panti SLB Graha Murni Luhur. Masing-masing dari kami pulang dengan membawa rasa haru dan syukur. Tuhan Memberkati. (Tamara Geuther, ketua lector-lectris SAMARA)