Menyampaikan Gagasan Butuh Ketrampilan- Workshop “Publik Speaking” WKRI
Berbicara itu mudah, tapi menyampaikan gagasan di muka umum itu ternyata tidak gampang. Romo Aloysius Yus Noron Pr berbagi pengalaman, betapa groginya saat pertama kali “dipaksa” berkotbah ketika mendampingi misa. Walaupun pernah belajar teori public speaking, praktek kotbah atau bicara di depan umum itu sangat menakutkan ketika itu.
“Saya sampai harus ganti jubah, karena basah kuyup keringat dingin saat berkotbah.” Demikian sharing Romo Yus saat membuka sharing Public Speaking Wanita Katolik RI cabang St. Matias Rasul Sabtu 16 Maret 2024 di Gedung Maria Ratu Rosari.
Anggap saja audience di depanmu itu sebagai boneka, atau sebagai bebek supaya nggak grogi. Jangan pandang mata audience tapi pandang dahinya, supaya tatapan mata audience tidak membuatmu nervous. Itu beberapa tips singkat sebelum Romo menutup pengantarnya dan memberi kesempatan kepada narasumber.
Public Speaking adalah berbicara di depan umum dengan tujuan menyampaikan pesan dengan melibatkan pikiran, pemilihan kata, penyusunan kalimat dan penggunaan bahasa tubuh yang sesuai.
Menyampaikan gagasan agar dapat diterima oleh orang lain itu ternyata tidak mudah. Membuat orang tertarik dan menyimak apa yang kita sampaikan itu butuh Latihan. Butuh kemampuan mengelola dan menggunakan bahasa tubuh yang tepat agar apa yang disampaikan itu meyakinkan. Karena bisa terjadi bahasa tubuh yang dilihat oleh audience justru bertentangan dengan gagasan yang ingin disampaikan. Contohnya ketika kita mengajak audience untuk bergembira, tidak mungkin tangan kita diam saja, atau tangan dilipat di depan dada.
Memilih kata-kata yang tepat itu penting, selain penyusunan kalimat untuk menyampaikan ide atau gagasan dengan baik. Gunakanlah bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
Ini sebagian dari gagasan yang disampaikan oleh Ibu Seliana sebagai ketua bidang organisasi WKRI cabang Santo Matias Rasul.
Tujuan sharing Public Speaking ini adalah agar para anggota berani dan percaya diri saat sedang melakukan kegiatan yang mengharuskan mereka tampil dalam segala kondisi, baik itu di keluarga, lingkungan dan masyarakat. Ini disampaikan oleh ibu Theresia selaku wakil ketua 1 WKRI Santo Matias Rasul. Ada 93 peserta dari 9 ranting yang ikut serta dalam sharing kali ini.
Di akhir acara, Ibu Tresna, Ketua WKRI cabang St Matias Rasul dan Ibu Sofia Yunus selaku person in charge acara , menyampaikan kesan-kesannya. Peserta mengaku senang dengan acara tersebut dan gembira saat mengikuti ice breaking. Harapannya, semoga Wanita Katolik RI cabang St Matias Rasul lebih siap dalam memberikan pelayanan baik di gereja maupun di masyarakat. (Seliana, ketua bidang organisasi WKRI cabang Santo Matias Rasul)